Blogger templates

Powered by Blogger.

Archive for September 2018

Foto-foto Yogyakarta Tempo Dulu



Foto-foto Yogyakarta Tempo Dulu

Sebelum dan Masa Kemerdekaan Indonesia


Foto-foto Yogyakarta Tempo Dulu - Pernahkan ada terpikirkan bagaimana suasana tempo dulu, zaman sebelum Indonesia atau waktu Indonesia merdeka. Zaman ketika kendaraan bermotor masih jarang, kehidupan masyarakat masih sederhana, pepohonan ada di mana-mana, tidak ada kemacetan, dan banyak lagi. Kami pun penasaran sehingga kami  mengumpulkan beberapa foto tempo dulu di Yoygakarta, hanya sekedar mengobati rasa penasaran kami. Yuk simak foto-fotanya..


Jl. Malioboro tahun 1933


Gereja Kotabaru tahun 1937


Hotel Jogja (Garuda) Tahun 1941


Pasar Beringharjo Tahun 1910


Sekolah Bangsa Jawa


Alun-alun Utara Tahun 1888


Baca JugaPesona Telaga Biru Semin
                     Ramayana Ballet
                     Candi Kontroversial di Jawa



Prajurin Keraton Kesultanan Yogyakarta Tahun 1929


Masjid Kauman Tahun 1925


Candi Prambanan Tahun 1890


Keraton Yogyakarta Tahun 1911


Stasiun Lempuyangan Tahun 1910


Rumah Sakit Panti Rapih Tahun 1956


Bank BNI (Titik 0 Kilometer) Tahun 1925


Hotel Tugu Tahun 1920


Plengkung Gading 1900an













Pesona Telaga Biru Semin



Pesona Telaga Biru Semin

Fenomena Warna Biru Telaga di Semin

Pesona Telaga Biru Semin - Jika anda pernah mengunjungi Danau Kalimutu di Flores Nusa Tenggara Timur, maka anda dapat menemukan fenomena yang sama danau berwarna di Telaga Biru Semin, Gunung Kidul. Danau dan telaga tersebut memiliki warna yang kadang berubah ubah. Fenomena yang sama juga terjadi di Telaga Biru Cisoka, Tangerang. Lalu apa yang sebenarnya terjadi dengan air tersebut sehingga warnanya tidak seperti danau umumnya? 

Pada dasarnya perubahan warna pada air dipengaruhi oleh kandungan yang terdapat pada air tersebut. Seperti oksida besi menyebabkan air tampak kemerah merahan, oksida mangan menyebabkan air tampak kecoklatan atau kehitam hitaman. Bahan-bahan organik seperti lignin, tanin, dan asam humus dari dekomposisi tanaman yang sudah mati menimbulkan warna kecoklatan pada air.

Lalu bagaimana dengan warna air biru? Sebenarnya warna tersebut adalah hijau kebiruan. Warna hijau tersebut biasanya muncul di daerah berkapur. Telaga Biru Cisoka dan Telaga Biru Semin memiliki kesamaan. Kedua telaga tersebut berada di daerah berkapur, sehingga warna airnya tampak hijau kebiruan.

                      Wisata Alam Baru di Gunung Kidul
                      Ramayana Ballet 
                      Liburan 2 Hari 1 Malam di Yogyakarta

Telaga Biru Semin terbentuk karena adanya penambangan batu kapur, yang sampai saat ini masih aktif. Bekas galian yang batu kapur tersebut terisi oleh air hujan dan resapan air tanah. Sehingga terbentuklah telaga warna yang indah. Terdapat banyak telaga di sana, dan cukup luas untuk di eksplore.

Lokasi    :  Ngemplak, Candirejo, Kecamatan Semin, Gunung Kidul
Tiket      :  IDR 2,000 - IDR 10,000 (Parkir)
Fasilitas : 

  • Toilet
  • Parkir
  • Rest room
  • Warung makan
  • Mushola


Tag : ,

Candi Kontroversial di Jawa


Candi Kontroversial di Jawa

Candi Sukuh


Candi Kontrovesial di Jawa (Candi Sukuh) - Jika anda mengunjungi beberapa candi yang ada di Jawa dan Yogyakarta, maka anda akan menemukan beberapa kesamaan atau kemiripan. Candi-candi yang dibangun di Jawa merupakan peninggalan kerajaan Hindu dan Budha. Namun di Kabupaten Karanganyar, terdapat sebuah Candi di lereng Gunung Lawu yang sangat unik. Candi tersebut bernama Candi Sukuh. Candi Sukuh merupakan peninggalan kerajaan Majapahit. Dibangun pada masa keruntuhan Majapahit yang saat itu diperintah oleh Prabu Brawijaya V.  

Tidak seperti candi Hindu lainnya, Candi Sukuh memiliki bentuk yang unik, dan tidak lazim. Bangunan-bangunan di komplek ini terlihat sederhana, bentuknya tidak seperti candi-candi Hindu lainnya, terlihat dengan jelas lingga dan yoni sebagai manifestasi dari simbol laki-laki dan perempuan atau simbol kesuburan. Menurut pendapat arkeolog Belanda bernama W.F. Stutterheim (1930), Candi Sukuh dibangun oleh pemahat kayu, bukan pemahat batu, pembangunan candi ini terkesan kurang rapi, dan keadaan politik pada masa itu (keruntuhan Majapahit) tidak memungkinkan untuk membangun candi yang megah.



Jika anda perhatikan, banyak bangunan maupun patung yang sudah tidak utuh. Candi utama terlihat tidak simetris / tegak lurus. Namun yang menjadikan candi ini menarik adalah bentuknya yang mirip dengan Chichen Itza peninggalan budaya maya (Meksiko) dan Inca (Peru). 

Terdapat sebuah mitos bahwasanya jika seorang perempuan yang dapat melewati anak tangga candi utama tanpa merobek kain yang dipakai, maka perempuan tersebut masih suci (perawan). Namun hal tersebut bukanlah sebuah tolok ukur yang tepat. Meskipun kita diwajibkan menggunakan kain ketika memasuki komplek  tidak semata-mata anda dapat menguji kebenaran mitos tersebut. Hal ini berbeda dengan jaman dulu. Pakaian orang Jawa jaman dulu berbeda dengan pakaian jaman sekarang. Kesucian jaman dahulu merupakan sebuah kehormatan yang sangat dijaga. Anak tangga Candi Sukuh sangat sempit dan cukup tinggi, tidak mudah untuk menaikinya. Jika anda mencoba menaikinya sebaiknya berhati hati, karna tangga tersebut hanya cukup untuk satu orang saja, jadi sebaiknya anda mengantri. 

Baca Juga :  Ramayana Ballet
                    Wisata Alam Baru di Gunung Kidul
                    Sejuknya Kawasan Wisata Kopeng

Letak Candi Sukuh berada di Lereng Gunung Lawu dengan ketinggian kurang lebih 1.186 mdpl. Udara sejuk dan dingin akan terasa pada pagi dan sore hari. Candi Sukuh berada di desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Pemandangan di sekitar Candi sukuh sangat indah, dalam perjalanan anda akan disambut dengan pemandangan hutan pinus. Sangat recomended untuk dijadikan destinasi wisata anda. 

Nama    :  Candi Sukuh
Tiket      :   IDR 7,000
                  IDR 25,000 (Foreign)

Ramayana Ballet

Ramayana Ballet

Prambanan Yogyakarta


Ramayana Ballet - Ramayana Ballet adalah sebuah seni pertunjukan tarian dan drama yang mengisahkan tentang kisah perjalanan Raden Rama dalam menyelamatkan sang istri Dewi Shinta dari Prabu Rahwana. Cerita dari kisah ini diekspresikan dalam sebuah drama dan tarian tanpa dialog. Hal inilah yang menjadikan Sendratari Ramayana sangat menarik untuk ditonton. 

Singkat cerita, di sebuah negeri yang bernama Mantili terdapat seorang putri raja yang sangat cantik yang bernama Dewi Shinta. Sang ayah yang bernama Prabu Janaka ingin mencari seorang pangeran yang akan dinikahkan dengan putrinya. Prabu Janaka menyelenggarakan sebuah sayembara memanah. Pemenang dari sayembara tersebut adalah Raden Rama Wijaya. Namun ada seorang raja dari Alengkadiraja bernama Prabu Rahwana yang juga ingin memperistri Dewi Shinta. Alasan Prabu Rahwana ingin memperistri Dewi Shinta adalah dia melihat sosok Dewi Shinta adalah titisan dari Dewi Widowati, orang yang sangat dia cintai. 

Pada suatu hari Raden Rama, Dewi Shinta dan Lesmana adiknya sedang dalam perjalanan dan diintai oleh Prabu Rahwana. Untuk mendapatkan Dewi Shinta, Prabu Rahwana mengubah anak buahnya (Marica) menjadi kijang, utuk menarik perhatian mereka. Ketika Dewi Shinta melihat kijang tersebut, dia terpesona dan menginginkannya. Raden Rama pergi untuk memburu kijang tersebut. Karena lama tidak kembali, Lesmana pergi untuk mencari Raden Rama. Lesmana membuat sebuah lingkaran pelindung agar Dewi Shita aman. Prabu Rahwana menggunakan siasat untuk menculik Dewi Shinta dan berhasil. Ketika Raden Rama dan Lesmana kembali Dewi Shinta sudah tidak ada, dan mereka mencarinya. Dalam pencarian tersebut, mereka bertemu dengan seekor burung Garuda bernama Jatayu dan memberitahukan dimana Dewi Shinta berada.Ketika Raden Rama dan Lesmana menuju Kerajaan Alengkadiraja, mereka bertemu dengan seekor kera putih bernama Hanoman dan mereka terlibat dalam sebuah kasus yang dialami Hanoman. 



Baca JugaTaman Sari Watercastle
                     Keistimewaan Keraton Yogyakarta 

Dalam drama pertempuran yang panjang, akhirnya pertempuran dimenangkan oleh pihak Raden Rama dan menyelamatkan Dewi Shinta. Namun muncul keraguan Raden Rama bahwa Dewi Shinta sudah tidak suci lagi. Dewi Shinta membuktikannya dengan pengorbanan diri. Raden Rama pun menerima Dewi Shinta kembali, namun setelah Dewi Shinta hamil, Dewi Shinta dibuang di hutan dan melahirkan anak kembar. Anak tersebut kelak akan melakukan pemberontakan kepada ayahnya. 




Cerita Ramayana Ballet tersebut sungguh menarik untuk diikuti. Banyak scane yang tidak kami ceritakan karna cerita tersebut panjang. Pementasan Ramayana Ballet digelar di pelataran Candi Prambanan. Panggung pementasannya terbuka (open air theater) dengan background Candi Prambanan, namun jika di musim hujan, pementasan dilaksanakan di gedung (Indoor). 

Tag : ,

- Copyright © TRAVELIN JOGJA - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -